Selasa, 22 Oktober 2013

Gambaran Umum Etika

Pengertian Etika
   
          Kata "etika" ternyata memiliki beberapa pengertian. Secara khusus, DR. Kies Berten dalam buku Etika (2004) membeberkan beberapa pengertian itu. Secara etimologis, menurut K. Berten, kata "etika" berasal dari Bahasa Yunani Kuno, yakni ethos (bentuk kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti tempat tinggal, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berfikir. Sementara kata ta etha berarti kebiasaan. Namun demikian, etika dimengerti secara umum sebagai ilmu tentang apa yang biasa kita lakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan manusia.
          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika dimengerti sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral, nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. 

Prinsip-prinsip Etika 

1.  Prinsip Keindahan
          Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencangkup penikmatan rasa senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakan sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja. 
2. Prinsip Persamaan
          Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskriminatif atas dasar apapun.
3. Prinsip Kebaikan
          Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya. prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati, kasih sayang, membantu orang tua, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya. 
4. Prinsip Keadilan 
          Prinsip keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain. 
5. Prinsip Kebebasan
          Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain.
6. Prinsip Kebenaran
          Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukan agar kebenaran itu dapat diyakini oleh individu dan masyarakat.        

Basis Teori Etika 

1. Etika Teleologi
          Teleologi berasal dari bahasa Yunani yaitu telos yang memiliki arti tujuan. Dalam hal mengukur baik buruknya suatu tindakan yaitu berdasarkan tujuan yang akan dicapai atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam teori teleologi terdapat dua aliran, yaitu :

  • Egoisme Etis, inti pandangan dari egoisme adalah tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi dan memajukan diri sendiri.
  •  Utilitarianisme, berasal dari bahasa Latin yaitu utilis yang memiliki arti bermanfaat. Menurut teori ini, suatu perbuatan memiliki arti baik jika membawa manfaat bagi seluruh masyarakat.
 2. Deontologi
          Deontologi berasal dari bahasa Yunani yaitu deon yang memiliki arti kewajiban. Jika terdapat pertanyaan "mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan ini harus ditolak karena buruk?" maka Deontologi akan menjawab " karena perbuatan pertama menjadi kewajiban kita dan karena perbuatan kedua dilarang". Pendekatan deontologi sudah diterima oleh agama dan merupakan salah satu teori etika yang penting.

3. Teori Hak
          Dalam pemikiran moral saat ini, teori hak merupakan pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori hak ini merupakan suatu aspek dari teori deontologi karena berkaitan dengan kewajiban. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia adalah sama. Oleh karena itu, hak ini sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

 4. Teori Keutamaan
          Dalam teori keutamaan memandang sikap atau akhlak seseorang. Keutaman bisa didefinisikan sebagai disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan seseorang untuk bertingkah laku baik secara moral. Contoh sifat yang dilandasi oleh teori keutamaan yaitu kebijaksanaan, keadilan, suka bekerja keras, dan hidup yang baik.

Egoism 

          Egoisme berasal dari kata Latin "ego" artinya aku. Sisi negatif egoisme adalah berpusat pada diri sendiri, mementingkan diri sendiri, atau hanya memikirkan diri sendiri. Keburukan lain egoisme adalah selalu mengabaikan bahkan meniadakan kepentingan orang lain. Didalam ajaran falsafah egoisme, kepentingan diri sendiri menjadi satu-satunya tujuan hidup tanpa menghiraukan keadilan dan kerugian pihak lain. Para penganut pola hidup egoistik tidak mengenal hidup bersama atau kebersamaan. Meskipun mereka hidup di dalam kelompok, tetapi keberadaannya tidak melebur ke dalam kelompok, melainkan sekedar berdampingan. Keburukan lain adalah pola hidup egoistik selalu menjadikan orang lain sebagai objek untuk memuaskan kepentingan diri sendiri. Para penganut paham egoisme tidak akan pernah mampu menghargai orang lain sebagai mitra sejajar dalam mencapai tujuan bersama.
Sumber :
Buku Etiket, Kiat Serasi Berelasi ; Alfonsus Sutarno
Buku Kenali Anak Remaja Anda; Drs.E.B. Surbakti, M.A.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar